Secara lahiriah Wanita memang diberi oleh Allah kecenderungan untuk banyak bicara atau berkata-kata. Jika kita tidak mampu menjaga lisan kita niscaya kita termasuk wanita yang dikatakan rasul sebagai ahli neraka. kali ini saya tertarik untuk menyampaikan materi, yang pernah saya sampaikan kepada kelompok Halaqah saya. Semoga bermanfaat dan bisa selalu mengingatkan saya.
BAHAYA LISAN
Akhawatifillah ada banyak dalil yang memfirmankan tentang bahaya lisan diantaranya:
Dalam Al Quran Surat Al Hujurat ayat 12:
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu, memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, lagi Maha Penyayang." – (QS.49:12)
Dalam Hadits:
Muaddz Bin Jabal RA bertanya:"Apakah Manusia akan diadzab hanya karena apa yang mereka ucapkan, yaa Rasulullah? Rasulullah bersabda, "Celakalah engkau Hai Mua'adz. Kupikir engkaulah penduduk Madinah yang paling berakal. Belumkah engkau mengerti bahwa kebanyakan manusia ditelungkupkan wajah mereka ke jahanam karena apa yang mereka ucapkan."
Berdasarkan kedua dalil ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa betapa keras nya Allah memperingatkan tentang bahaya lisan lewat Al qurannya dan betapa Tegasnya Rasulullah SAW menyabdakan tentang bahaya lisan tersebut.
Menurut Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, ada beberapa macam penyakit lisan, diantaranya:
1. Berkata tidak bermanfaat
Ada sebuah siroh yang menceritakan tentang seorang pemuda yang ikut berperang di perang Uhud yang tidak dijamin masuk syurga oleh Rasulullah SAW karena pernah mengatakan kata-kata yang tidak bermanfaat. Begitu berbahayanya perkataan yang tidak bermanfaat. dan bisa dikatakan bahwa perkataan yang tidak bermanfaat sama dengan menyia-nyiakan waktu sedangkan kita semua tahu bahwa waktu adalah salah satu pertanyaan yang akan diminta pertanggung jawabannya.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Salah satu tanda baiknya keislaman seseorang adalah ia yang meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfaat baginya." (HR. Bukhari )
2. Menggunjing orang lain (Ghibah)
Ada sebuah kisah dari Ubaid RA, kisah 2 orang wanita yang sedang sekarat dan berpuasa. dan meminta untuk bisa berbuka. Namun Rasulullah menolak dan menyuruh mereka untuk memuntahkan apa yang pernah mereka makan. ketika mereka memuntahkannya keluarlah sesuatu yang busuk dan sangat menjijikan dari mulut mereka. ternyata kedua wanita itu adalah wanita yang suka meng-ghibah.
Rasululah SAW bersabda: "Berhati-hatilah kalian dari berbuat ghibah karena sesungguhnya ghibah itu lebih berat dari daripada zina." kenapa? karena ketika seseorang berzina lalu dia bertobat maka Allah akan menerima tobatnya. sedangkan pelaku ghibah tidak akan diampuni oleh Allah SWT hingga ia dimaafkan oleh orang yang dgunjingnya.
Ada 3 jenis Ghibah yang harus kita ketahui:
a. Al Ghibah
Kamu menceritakan sesuatu yang ada pada seseorang, sementara dia tidak menyukainyanya.
b. Al Ifki
Kamu menceritakan sesuatu yag tidak kamu ketahui kebenaran nya dan kamu hanya menduga-duga tentang kebenaran tersebut, dan orang itupun tidak menyukainya.
c. Al Buhtaan
Kamu menceritakan sesuatu yang tidak ada pada saudara mu dan kamu memang tahu tidak ada kebenaran dalam cerita mu tersebut, dan saudara mu tidak menyukainya.
Maka berhati-hatilah saudaraku, karena Allah pernah berfirman: Orang yang meninggal dalam kondisi ghibah adalah orang yang terakhir masuk syurga. nauzdubillah.
Namun ada jjuga Ghibah yang diperbolehkan, yaitu dengan alasan:
a. Untuk menghentikan kedzhaliman orang (QS. An Nisa: 148)
b. Untuk meminta pertolongan
c. Untuk meminta nasehat penyelesaian sebuah masalah
d. Untuk memberikan nasehat
e. Untuk menegur pelaku ke fasikan
3. Mencela, mengadu domba, membuka rahasia dan menyebar gosip rahasia (Namimah)
Dalam Al quran Allah telah menjanjikan neraka bagi orang yang suka melakukan namimah diantara nya QS. Al Humazah:
"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat dan pencela.... Sungguh ia akan dicampakan kedalam Huthamah"
Dan juga dalam QS. Al Lahab bagi isteri Abu Lahab yang suka mengadu domba dan menyebar Fitnah, "Ia akan masuk kedalam api yang menyala-nyala. Dan begitu pula isterinya yang membawa kayu bakar."
4. Menyebut-nyebut pemberian:
QS. Al Baqarah:264:
" Hai orang-orang yang beriman. Janganlah kamu menghilangkan pahala sedekah mu dengan menyebut-nyebutnya."
Turunnya surat ini berdasarkan kisah Aisyah yang tertinggal dalam sebuah rombongan perjalanan yang akan ke Madinah . Dan hal ini tidak diketahui karena beliau sedang kembali mengambil kalungnya yang tertinggal, dan dikisah ini diceritakan muncullah Shafwan ibn al mu'athal yang juga teringgal rombongan. Ia mengenali Aisyah lalu akhirnya mengantar beliau kembali ke rombongan. namun kisah ini dimanfaatan oleh orang-orang munafik dengan memfitnah Aisyah RA. Abu Bakr-ayah beliau, marah dan menyebut-nyebut kembali pemberian yang pernah diberikan kepada mereka. Dengan kasih sayang Allah, lalu turunlah surat ini untuk memperingatkan Abu Bakr.
5. Pujian
Pujian memberi bahaya kepada yang memuji dan di puji karena bagi yang di puji bisa menjatuhkannya kepada kesombongan dan pada yang memuji bisa menjatuhkannya pada kebohongan.
karena seperti kata Ibnu Athailah: Pujian adalah sangkaan. orang tidak tahu kita dan Allah menutupkan aib, maksiat dan dosa kita. kita seharusnya kita malu menyangka sesuatu yang sesungguhnya tidak ada.
Rasulpun bersabda" Bila kamu melihat orang-orang yang sedang memuji-muji dan menyanjung maka taburkanlah pasir ke wajah-wajah mereka' (HR.Ahmad)
Kesimpulannya Akhawatifillah:
Mari kita hanya berkata baik, dan bila kita tidak mampu maka lebih baik kita diam. dan Mari kita isi lisan kita dengan berdzikir, atau tilawah dan menghapal quran. niscaya itu jauh lebih baik.
"Barang siapa yang bisa berani memberi jaminan kepada ku untuk menjaga apa yang terdapat diantara kedua rahanynya (mulutnya) dan kedua kakinya (kemaluannya), maka aku akan menjamin Syurga baginya." (HR. At Tirmidzi)
Wallahu'alam bishshowab